• Tentang Fakultas
  • Portal Akademika UGM
  • IT Center
  • Perpustakaan UGM
  • Webmail UGM
Universitas Gadjah Mada DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UGM
  • Home
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi, Misi, dan Tujuan
    • Struktur Organisasi
    • Program Studi
    • Staff
      • Staf Edukatif
      • Staf Non Edukatif
    • Laboratorium
      • Laboratorium Manajemen dan Produksi Tanaman
      • Laboratorium Pemuliaan Tanaman
  • Program Studi
    • S1 Agronomi
    • MAGISTER AGRONOMI
      • Kurikulum
      • Profil Lulusan
      • Akreditasi
    • MAGISTER PEMULIAAN TANAMAN
      • Visi, Misi, dan Tujuan
      • Kurikulum
      • Akreditasi
  • Riset & Publikasi
    • PRODUK
    • Jurnal Vegetalika
  • Tracer Study
    • Form
      • Pengguna Lulusan S1
      • Pengguna Lulusan Magister
    • Laporan
  • Kontak
  • Beranda
  • berita
  • Teknologi Perbenihan sebagai Solusi Peningkatan Produktivitas Tebu di Indonesia

Teknologi Perbenihan sebagai Solusi Peningkatan Produktivitas Tebu di Indonesia

  • berita
  • 26 October 2024, 09.24
  • Oleh: jbp.faperta
  • 0

Yogyakarta, 23 Oktober 2024 – Program Studi Agronomi, Departemen Budidaya Pertanian UGM mengadakan kegiatan Praktisi Mengajar dengan narasumber Dr. Sri Suhesti, Kepala Laboratorium Unit Pengelola Benih Unggul Pertanian di Pusat Standarisasi Instrumen Perkebunan. Acara ini membahas topik “Teknologi Perbenihan Komoditas Tebu” melalui metode konvensional dan kultur jaringan.

Dr. Sri Suhesti menjelaskan bahwa meskipun Indonesia pernah menjadi eksportir besar gula, ironisnya pada saat ini Indonesia justru menjadi importir gula besar karena rendahnya produksi tebu. Untuk meningkatkan produksi tebu, ada dua pendekatan: intensifikasi (seperti rawat ratoon) dan ekstensifikasi (menggunakan benih unggul bersertifikat). Benih tebu yang bersertifikat harus memenuhi prinsip “6 tepat”, yakni tepat varietas, mutu, jumlah, waktu, lokasi, dan harga.

Dalam hal perbanyakan benih, dapat dilakukan dengan metode konvensional (menggunakan stek batang), namun memerlukan waktu dan tenaga banyak. Sebagai solusinya dengan menerapkan teknologi kultur jaringan menggunakan organogenesis baik langsung maupun tidak langsung. Organogenesis secara langsung hanya dapat menghasilkan hasil multiplikasi sebanyak 120 eksplan sedangkan teknik organogenesis secara tidak langsung dapat menghasilkan sebanyak 1200 eksplan. Teknik organogenesis tidak langsung dapat menghasilkan hasil yang lebih banyak dari organogenesis langsung,tetapi variasi somaklonal dapat terjadi saat proses perbanyakannya.

Pada kesempatan ini, beberapa mahasiswa mengajukan pertanyaan dan berdiskusi dengan Dr. Sri Suhesti selaku peneliti yang sudah sangat berpengalaman dan lama berkecimpung di kegiatan produksi benih pada komoditas tebu. Diharapkan mahasiswa dan praktisi yang turut hadir dalam kegiatan ini dapat lebih memahami dan mendapatkan gambaran jelas mengenai produksi benih tebu, utamanya di Pusat Standarisasi Instrumen Perkebunan.

Penulis: Aisyah Fitri Rohani
Penyunting: Yudha Pria Wibawa
Foto: Departemen Budidaya Pertanian

Tags: PKKM SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan SDG 4: Pendidikan Berkualitas

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Universitas Gadjah Mada

Departemen Budidaya Pertanian

Fakultas Pertanian UGM

Alamat: Jl. Flora, Bulaksumur, Yogyakarta, 55281
Telp./Fax.: (0274)-551228
E-Mail: jbp.faperta@ugm.ac.id; buperugm@gmail.com

© Departemen Budidaya Pertanian 2024

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju