Yogyakarta, 7 Oktober 2024 ─ Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada sukses menyelenggarakan kegiatan Forum Group Discussion (FGD) Lokakarya sebagai bagian dari Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) dengan tema “Smart Farming: Teknologi untuk Peningkatan Produktivitas”. Kegiatan ini diikuti oleh tenaga kependidikan di lingkungan program studi agronomi Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada yang antusias mempelajari teknologi smart farming secara lebih detail dengan menghadirkan narasumber yang kompeten, Ir. Agoes Setiawan dan Haryanto Setiawan, S.T. selaku Managing Director dan Manager Departement Design PT Jayasakti Sukses Mandiri.
Ketua Departemen Budidaya Pertanian, Rani Agustina Wulandari, S.P., M.P., Ph.D., membuka acara dengan menyampaikan rasa bangganya atas terselenggaranya kegiatan ini yang menjadi wadah pengembangan bagi tenaga pendidikan di Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian UGM. Beliau juga berharap kegiatan ini dapat segera diimplementasikan untuk menerapkan teknologi smart farming guna meningkatkan metode pembelajaran bagi mahasiswa di lingkungan Fakultas Pertanian UGM.
Ketua Laboratorium Manajemen Produksi Tanaman, Eka Tarwaca Susila Putra, S.P., M.P., Ph.D., menyampaikan tantangan pertanian saat ini adalah untuk memproduksi tanaman di tengah iklim yang tidak menentu, keterbatasan sumber daya, permintaan pasar yang meningkat, dan kurangnya tenaga kerja yang kompeten. Teknologi smart farming bisa menjadi salah satu solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Namun, dalam penerapannya, teknologi smart farming perlu dipersiapkan dengan baik agar menjadi teknologi yang tepat guna untuk meningkatkan produktivitas. Ia berharap dengan adanya kegiatan FGD ini dapat bermanfaat dan menjadi bekal untuk penerapan teknologi smart farming di lingkungan Fakultas Pertanian UGM.
Sesi pertama, Ir. Agoes Setiawan memberikan gambaran komprehensif mengenai konsep smart farming. Ir. Agoes Setiawan memulai dengan memaparkan masalah dan tantangan yang dihadapi dunia pertanian saat ini. Untuk menjawab masalah dan tantangan di bidang pertanian, maka diciptakan smart farming untuk menjawab tantangan perubahan iklim, keterbatasan sumber daya, permintaan pasar, dan ketenagakerjaan. Basis teknologi smart farming yang dapat diterapkan, seperti greenhouse system, climate control & sensor system, growing system/benching system, precision irrigation system, pump & automation system, drone system, dan monitoring & robotic. Beliau menutup sesi dengan menyatakan bahwa teknologi smart farming layak diimplementasikan ketika pertanian konvensional tidak mampu memenuhi permintaan pasar dari segi kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Dengan berbagai informasi tersebut, para peserta mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai konsep dan penerapan teknologi smart farming.
Pada sesi kedua, Haryanto Setiawan, S.T. memaparkan salah satu teknologi smart farming yaitu sistem irigasi dan fertigasi yang penerapannya bisa dilakukan di lahan terbuka maupun di dalam greenhouse. Beliau memaparkan bagaimana teknologi sistem irigasi dan fertigasi, apa saja yang dibutuhkan untuk mengaplikasikan, dan manfaat apa saja yang didapatkan saat teknologi diterapkan. Sistem ini bisa diterapkan untuk mencapai ketepatan dan efisiensi pemberian air, pemupukan, serta tenaga kerja, terlebih untuk di lahan yang luas.
Sesi FGD dilanjutkan dengan diskusi yang penuh antusias, membahas penerapan praktis dari materi yang telah disampaikan, serta memberikan kesempatan bagi peserta untuk bertanya dan berdialog dengan para narasumber. Para narasumber juga menunjukkan beberapa dokumentasi penerapan teknologi smart farming di berbagai daerah di Indonesia. Acara ini diakhiri dengan penyerahan sertifikat kepada narasumber sebagai bentuk apresiasi atas ilmu dan wawasan yang telah dibagikan.
Kegiatan FGD ini menunjukkan komitmen Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UGM untuk mencapai tujuan SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 9: Industri Inovasi dan Infrastruktur, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Aisyah Fitri Rohani
Editor: Yudha Pria Wibawa
Foto: Departemen Budidaya Pertanian