Bantul, 18 Juni 2025 ─ Dr. Erlina Ambarwati, S.P., M.P., Dosen Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada menjadi narasumber dalam kegiatan Sosialisasi dan Bimbingan Teknis (Bimtek) pemanfaatan pekarangan untuk budidaya tanaman hortikultura yang diselenggarakan di Pedukuhan Iroyudan, Kelurahan Guwosari, Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan tersebut dilangsungkan di tempat pertemuan PKK Iroyudan yang berada dalam lingkungan rumah kepala dukuh setempat, serta dihadiri oleh ibu-ibu anggota PKK, staf dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Bapak Danang Wahyu Broto, S.E., M.Si., selaku anggota Komisi B DPRD DIY.
Dalam pemaparannya, Dr. Erlina Ambarwati menegaskan bahwa meskipun pekarangan di Pedukuhan Iroyudan telah menunjukkan pemanfaatan yang cukup baik dari aspek ekologis, sosial, dan budaya, praktik budidaya hortikultura yang dilakukan oleh masyarakat masih bersifat konvensional dan belum sepenuhnya menerapkan prinsip-prinsip budidaya yang efektif dan berkelanjutan. Hal ini tercermin dari masih rendahnya intensitas perawatan tanaman, kurangnya pemangkasan produksi, belum optimalnya proses pemupukan, serta belum diterapkannya pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) yang berwawasan lingkungan. Oleh karena itu, kegiatan sosialisasi ini juga diarahkan untuk mendorong kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan pekarangan secara terencana dan terintegrasi.
Lebih lanjut, Dr. Erlina menganjurkan penerapan Manajemen Tanaman Sehat sebagai pendekatan strategis dalam pengelolaan pekarangan hortikultura. Manajemen Tanaman Sehat meliputi penggunaan benih unggul dan bersertifikat, penciptaan kondisi lingkungan pertanaman yang mendukung pertumbuhan optimal, serta pemanfaatan bahan organik lokal seperti sisa dapur, kotoran ternak, dan tanaman liar sebagai pupuk dan pestisida alami. Di samping itu, penting pula untuk memperhatikan aspek teknis budidaya seperti pengaturan jarak tanam, pemangkasan tajuk, serta pemilihan jenis tanaman berdasarkan karakteristik perakaran dan habitusnya untuk menghindari kompetisi yang tidak menguntungkan.
Pada sesi diskusi, peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi dengan menyampaikan berbagai pertanyaan, khususnya terkait dengan pengendalian hama dan penyakit tanaman hortikultura di pekarangan. Dr. Erlina menekankan bahwa pengendalian OPT dapat dilakukan secara preventif melalui kebersihan media tanam, pencahayaan yang memadai, serta penggunaan bahan alami sebagai pengendali hayati. Misalnya, penggunaan kompos berbasis tanaman seperti kenikir dan enceng gondok untuk mengendalikan nematoda, serta penanaman tanaman beraroma kuat seperti serai dan kenikir untuk mengusir lalat buah. Dengan penerapan prinsip-prinsip tersebut, diharapkan pekarangan tidak hanya menjadi sumber pangan sehat, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan ekologi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara holistik.
Kegiatan ini selaras dengan upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 2 (Tanpa Kelaparan), SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), dan SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab). Melalui pemanfaatan pekarangan secara optimal dan ramah lingkungan, masyarakat didorong untuk membangun kemandirian pangan yang sehat, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan.
Penulis: Mareta Aulia Putri
Editor: Yudha Pria Wibawa
Foto: Erlina Ambarwati