
Yogyakarta, 21 Januari 2025 – Prof. Dr. Ir. Rudi Hari Murti, S.P., M.P., IPM, Dosen Departemen Budidaya Pertanian, dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Ilmu Pemuliaan Tanaman Hortikultura di Balai Senat, Gedung Pusat UGM. Dalam upacara pengukuhan, Prof. Rudi menyampaikan pidato yang berjudul “Arti Penting, Tantangan, dan Pemecahan Masalah Hortikultura melalui Program Pemuliaan Tanaman yang Efisien”.
Dalam pidatonya, Prof. Rudi menjelaskan pentingnya hortikultura sebagai cabang pertanian yang berfokus pada budidaya tanaman pekarangan, seperti buah, sayur, herba, dan tanaman hias. Ia menjelaskan bahwa sektor ini memiliki peran besar dalam penyediaan pangan sehat, vitamin, dan mineral, serta mendukung kegiatan rekreasi. Selain itu, hortikultura juga berkontribusi pada ketahanan pangan, kelestarian lingkungan, ekonomi, dan penyerapan tenaga kerja.
Produksi hortikultura untuk mencapai ketahanan pangan masih menemui berbagai tantangan, seperti serangan penyakit, rendahnya produktivitas, kualitas hasil yang buruk, kerusakan cepat, rantai pasok yang panjang, perubahan selera konsumen yang cepat, serta berkurangnya luas lahan. Untuk mengatasi tantangan ini, Prof. Rudi menyarankan untuk melakukan upaya peningkatan mutu dan produktivitas melalui penggunaan varietas unggul yang tahan cekaman, baik melalui pemuliaan konvensional maupun teknologi modern seperti rekayasa genetika. “Kegiatan untuk menghasilkan varietas unggul dilakukan melalui proses perakitan varietas dengan metode pemuliaan konvensional yang disinergikan dengan metode terkini seperti rekayasa genetika, seleksi berbantu penanda molekuler, dan genome editing”, jelasnya.
Selain itu, produk hortikultura seperti sayur dan buah memiliki sifat musiman dan mudah rusak juga menjadi tantangan dalam distribusi, terutama untuk pasar ekspor dan supermarket yang membutuhkan pasokan berkualitas tinggi secara konsisten. Oleh karena itu, pemulia tanaman perlu memperhatikan karakteristik produk sesuai dengan segmen pasar untuk meningkatkan daya saing produk hortikultura di pasar domestik dan internasional.
Lebih jauh, Prof. Rudi menjelaskan mengenai peluang strategi pemuliaan yang lebih singkat dan efisien dalam produksi hibrida, yang dapat membantu mengatasi tantangan ini dengan menghasilkan varietas yang lebih tahan simpan dan memiliki kualitas yang sesuai dengan permintaan pasar. Beberapa strategi pemuliaan yang dapat dilakukan meliputi pembuatan tanaman homozigot dan penggunaan mandul jantan. Perakitan tanaman homozigot dengan waktu singkat didapatkan melalui induksi tanaman haploid yang dapat ditempuh melalui metode in vitro maupun in vivo yang akan menghasilkan galur homozigot dengan kemurnian tinggi dan lebih cepat dibandingkan dengan metode pemuliaan konvensional. Sementara itu, penggunaan mandul jantan dalam produksi benih hibrida dapat meningkatkan efisiensi proses emaskulasi, sekaligus memastikan kemurnian benih yang lebih tinggi.
Prof. Rudi juga menekankan pentingnya sinergi antar bidang keilmuan untuk mempercepat perakitan tanaman homozigot, seperti haploid ganda dan mandul jantan, guna menghasilkan tanaman hibrida dengan produktivitas tinggi, mutu terbaik, dan tahan cekaman. “Penggabungan teknologi haploid inducer dan mandul jantan dalam pemuliaan tanaman dapat mempercepat proses pemuliaan dan meningkatkan efisiensi dalam produksi benih hibrida”, jelas Prof. Rudi.
Kegiatan pengukuhan Prof. Rudi sebagai Guru Besar dan pidatonya yang berfokus pada pemuliaan tanaman hortikultura mendukung beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan meliputi, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, serta SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.
Penulis: Mareta Aulia Putri
Editor: Yudha Pria Wibawa
Foto: Media Fakultas Pertanian UGM