Yogyakarta, 6 November 2024 – Program Studi Agronomi, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian UGM menyelenggarakan kegiatan Praktisi Mengajar sebagai bagian dari Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) 2024. Acara yang berlangsung di Auditorium Magister Manajemen Agribisnis (MMA) ini menghadirkan Marno, S.P., seorang pemulia tanaman dari PT. Benih Citra Asia, sebagai narasumber.
Mengusung topik “Menggali Potensi Genetik: Teknik Pemuliaan untuk Komoditas Cucurbit”, Marno, S.P. berbagi pengetahuan dan pengalaman praktis dalam dunia pemuliaan tanaman. Ia menekankan bahwa menjadi pemulia tanaman memerlukan pemahaman yang luas mencakup berbagai disiplin ilmu, mulai dari morfologi bunga, germplasm, fisiologi tanaman, lahan, rancangan percobaan, uji adaptasi, bioteknologi, dan pemuliaan tanaman hingga informasi pasar.
“Pemuliaan tanaman adalah gabungan antara seni dan ilmu,” ungkap Marno. Ia menjelaskan bahwa proses pemuliaan tanaman harus memperhatikan kebutuhan semua pihak dalam rantai pasok, mulai dari petani, pedagang, hingga konsumen. Preferensi pasar yang beragam menjadi tantangan tersendiri. Sebagai contoh, masyarakat Sumatera cenderung menyukai semangka berbentuk lonjong, sedangkan masyarakat Jawa lebih menyukai semangka berbentuk bulat. Untuk tanaman mentimun, timun kecil yang cocok untuk lalapan lebih diminati di Jawa dibandingkan daerah lainnya.
Proses pemuliaan tanaman khususnya pada komoditas cucurbit meliputi koleksi plasma nutfah, seleksi, uji daya hasil, screening, penggaluran dan rekombinasi serta uji multilokasi. Koleksi plasma nutfah perlu dijaga sebagai sumber keragaman genetik serta untuk karakter target dari pemulia. Pemulia juga perlu memahami pola pewarisan sifat pada tanaman seperti sifat dari aksi gen seperti pengaruh aditif, dominan, over-dominan serta epistasis pada suatu sifat dari persilangan tanaman. Sifat yang dituju seperti karakter kualitatif atau kuantitatif perlu dipertimbangkan dalam suatu kegiatan pemuliaan tanaman.
Dalam presentasinya, Marno, S.P. merinci langkah-langkah pemuliaan tanaman khususnya pada komoditas cucurbit, yang meliputi koleksi plasma nutfah, seleksi, uji daya hasil, screening, penggaluran dan rekombinasi serta uji multilokasi. Koleksi plasma nutfah perlu dijaga sebagai sumber keragaman genetik serta untuk karakter target dari pemulia. Pemulia juga perlu memahami pola pewarisan sifat pada tanaman seperti sifat dari aksi gen seperti pengaruh aditif, dominan, over-dominan serta epistasis pada suatu sifat dari persilangan tanaman. Sifat yang dituju seperti karakter kualitatif atau kuantitatif perlu dipertimbangkan dalam suatu kegiatan pemuliaan tanaman.
Salah satu inovasi penting yang dibahas adalah pembentukan semangka tanpa biji, yang menjadi favorit masyarakat Indonesia. Proses ini memanfaatkan semangka tetraploid yang disilangkan dengan semangka diploid, menghasilkan semangka triploid atau tanpa biji. Namun, Marno juga memaparkan tantangan dalam proses ini, seperti browning, pertumbuhan tanaman yang lemah, dan kegagalan dalam doubling kromosom. PT. BCA telah mengambil berbagai langkah untuk mengatasi kendala tersebut.
Kegiatan ini juga diwarnai diskusi interaktif antara mahasiswa dan narasumber. Berbagai pertanyaan kritis diajukan terkait tantangan pemuliaan tanaman di lapangan dan solusi inovatif yang diterapkan PT. BCA. Diskusi ini memberikan gambaran nyata tentang dunia pemuliaan tanaman kepada para mahasiswa.
Diharapkan, kegiatan ini tidak hanya memperkaya wawasan mahasiswa tentang pemuliaan tanaman, tetapi juga memotivasi mereka untuk mengembangkan potensi diri sebagai calon pemulia tanaman di masa depan. Kegiatan Praktisi Mengajar ini merupakan langkah nyata prodi Agronomi dalam menghadirkan kolaborasi antara dunia akademik dan praktisi untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan dan relevansi industri.
Penulis: Aisyah Fitri Rohani
Penyunting: Yudha Pria Wibawa
Foto: Departemen Budidaya Pertanian