Yogyakarta, 18 September 2024 – Program studi Agronomi, Departemen Budidaya Pertanian menggelar kegiatan Praktisi Mengajar sebagai salah satu rangkaian kegiatan PKKM 2024 dengan mengusung dua topik menarik, yaitu “Editing the Essence: How Genome Science is Shaping Geneticst” dan “Genome Assembly as a Valuable Tool for Genetic Improvement”. Kegiatan ini menghadirkan narasumber ahli di bidang genetika dan pemuliaan tanaman, yaitu Dr. David Lopez dari CIRAD (Centre de cooperation Internationale en Recherche Agronomique pour le Development) dan Dr. Riza Arief Putranto, D.E.A. dari Indonesian Oil Palm Research Institute (IOPRI).
Dr. David Lopez menjelaskan bahwa pengetahuan mengenai genomics pada tanaman perkebunan sangat dibutuhkan saat ini. Beberapa tanaman yang banyak diteliti adalah tanaman kelapa sawit, karet, dan kakao. Indonesia memiliki jenis dan riset yang cukup luas terutama di bidang tanaman kelapa sawit dan karet. Ia menegaskan pentingnya pemuliaan tanaman modern dan genetika di bidang pertanian. Berbagai jenis teknologi dapat diterapkan untuk menunjang kegiatan pemuliaan tanaman modern sehingga dapat memperoleh tanaman yang superior, seperti tanaman yang dapat tahan terhadap cekaman baik abiotik maupun cekaman biotik. Teknologi genetika dan pemuliaan tanaman modern juga dapat mendukung peningkatan kualitas dan kuantitas hasil budidaya tanaman perkebunan. Adanya biodiversitas pada tanaman tahunan juga merupakan nilai tambah dalam kegiatan pemuliaan tanaman karena dapat berguna sebagai modal awal perakitan varietas yang memiliki sifat-sifat unggul.
Dr. David Lopez juga menyebutkan bahwa gen memiliki peranan penting dalam pengembangan ataupun pelaksanaan kegiatan pemuliaan tanaman. Gen berperan dalam memengaruhi sifat tanaman. Perakitan varietas dapat dibantu dengan teknologi genomics untuk dapat melacak gen yang menyandi suatu sifat yang diinginkan. Berbagai teknologi ataupun metode yang ia gunakan dalam penelitiannya mengenai genomics pada tanaman perkebunan, seperti penggunaan penanda genetik, studi dengan metode deteksi QTL, dan studi mengenai biodiversity. Di akhir presentasinya, David menghadapi beberapa tantangan dalam penelitiannya dan berbagi pesan kepada mahasiswa untuk dapat diterapkan saat melakukan kegiatan penelitian.
Presentasi berikutnya oleh Dr. Riza Arief Putranto, D.E.A dengan memaparkan kemajuan pengetahuan mengenai pertanian dari kegiatan domestikasi tanaman hingga akhirnya sekarang mulai berkembang pengetahuan mengenai genom. Dr. Riza banyak membicarakan gene editing menggunakan teknologi CRISPR. Berbagai penelitian dengan genome editing telah banyak diterapkan dalam bidang pertanian di Indonesia. Salah satu contoh penelitian di bidang pertanian yang menggunakan teknologi genome editing adalah pemuliaan pada genus Manihot. Pada bidang kesehatan, teknologi genome editing juga digunakan untuk mendeteksi SARS-Cov-2. Sedangkan pada tanaman perkebunan di Indonesia, teknologi tersebut dapat digunakan untuk perakitan varietas tahan Ganoderma pada tanaman kelapa sawit. Ganoderma merupakan jamur yang menyebabkan penyakit busuk pangkal batang pada tanaman kelapa sawit. Serangan jamur ini sangat berbahaya bagi budidaya tanaman kelapa sawit karena dapat menyebabkan penurunan produksi pada tanaman hingga dapat menyebabkan kematian pada tanaman.
Kegiatan ini diselenggarakan sebagai upaya menambah wawasan mahasiswa Departemen Budidaya Pertanian dari jenjang S1, S2, dan S3 yang memiliki minat pada bidang pemuliaan tanaman. Meski topik genome editing masih tergolong baru bagi mahsiswa, terutama mahasiswa S1, tidak menyurutkan antusiasme mahasiswa mengikuti kegiatan tersebut. Banyak pertanyaan dan diskusi yang muncul selama sesi pembelajaran menunjukkan partisipasi aktif dan rasa ingin tahu yang besar. Ini menunjukkan keinginan mereka untuk mempelajari inovasi baru dalam genetika dan pemuliaan tanaman. Selain itu, praktikum mengajar ini menjadi wujud nyata komitmen Departemen Budidaya Pertanian mencapai SDGs, utamanya SDG 4: Pendidikan Berkualitas dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Aisyah Fitri Rohani
Editor: Yudha Pria Wibawa
Foto: Departemen Budidaya Pertanian