Dokumentasi kegiatan FGD (9 Juli 2021)
Pertama kalinya kasus pneumonia yang terdeteksi di kota Wuhan (China), dilaporkan ke World Health Organization (WHO) pada tanggal 31 Desember 2019. Sejak itu, kasus tersebut terus berkembang mulai dari identifikasi penyebab penyakitnya yaitu dari virus corona (Sars-Cov-2) hingga jutaan orang di berbagai belahan dunia yang terserang dan bahkan terpaksa kehilangan nyawa akibat penyakit tersebut. Dampak serangan penyakit yang dikenal dengan nama Covid19 ini, tidak hanya menyerang ke kesehatan, tetapi juga mampu melumpuhkan perekonomian negara hingga menghambat aktivitas kehidupan sehari-hari lainnya seperti kegiatan belajar-mengajar. Berbagai kebijakan telah dicanangkan dan dilaksanakan oleh pemerintah dalam upaya mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh pandemi Covid19 ini. Walaupun reaksi masyarakat beragam terhadap kebijakan pemerintah tersebut, namun harus diakui salah satu kebijakan pemerintah untuk mengalihkan proses belajar-mengajar yang selama ini secara tatap muka langsung di kelas menjadi tatap muka virtual secara online adalah keputusan yang sangat tepat.
Pembelajaran secara online ditujukan untuk menghindari penularan Covid19 antar sesama manusia secara langsung ketika berkumpul dalam suatu ruangan kelas yang sama. Setelah hampir 2 tahun pelaksanaan pembelajaran online, dirasakan banyak kelemahan dari sistem pembelajaran ini baik bagi pengajar maupun para peserta ajar. Beberapa kelemahan sistem pembelajaran online yaitu: 1) Fasilitas internet yang belum merata tersedia di seluruh pelosok Indonesia; 2) Ketidakmampuan sebagian besar peserta ajar memiliki perangkat teknologi untuk kegiatan belajar (smartphone/laptop); 3) Minimnya keterampilan pengajar maupun dalam mengoperasikan aplikasi/perangkat lunak yang digunakan dalam pembelajaran online secara langsung (live); 4) Teknik penyampaian materi oleh pengajar yang monoton, tidak menarik, sulit dipahami; dan 5) Keterbatasan pengajar dalam memantau langsung kondisi psikologis peserta ajarnya ketika mengajar online, sehingga gagal membangun kedekatan diantara keduanya. Akibat nyata dari kelemahan-kelemahan tersebut ialah menurunnya kemampuan pemahaman peserta ajar secara signifikan terhadap materi yang dipelajari. Oleh karena itu, sistem pembelajaran online membutuhkan peningkatan/improvisasi kualitas untuk meningkatkan kembali kemampuan peserta ajar dalam memahami materi yang diberikan oleh pengajarnya. Sejauh ini, belum ditemukan metode yang sangat efektif selain melalui video pembelajaran.
Video pembelajaran dirasakan sebagai solusi yang efektif selama masa pandemi Covid19 terutama bagi peserta ajar yang berada di daerah minim akses internet karena dapat ditonton kapan saja (ditonton berulang kali). Pembelajaran online dengan interaktif langsung seperti melalui zoom meeting, google meet, webex, dan lain-lain diketahui membutuhkan banyak kuota internet. Selain itu, jika sinyal internet pada beberapa peserta ajar atau bahkan pada pengajar yang bersangkutan tidak stabil, maka penjelasan materi yang disampaikan oleh pengajar akan mendadak hilang/tidak dapat didengar dengan jelas sehingga menurunkan pemahamanan peserta ajar. Walau beberapa mata kuliah menyediakan rekaman hasil belajar-mengajar online, namun akan berdampak pada kuota penyimpanan file pada perangkat belajar yang digunakan (smartphone/laptop) menjadi cepat terisi penuh. Berdasarkan seluruh pertimbangan tersebut, penggunaan video pembelajaran yang diintegrasikan dengan platform youtube akan semakin meningkatkan efektivitasnya terhadap kemampuan belajar peserta ajar. Bahkan, tidak dapat dipungkiri bahwa kebiasaan belajar siswa/mahasiswa melalui platform media komunikasi audio-visual yang disajikan secara menarik seperti youtube maupun sejumlah media lainnya seperti whatsapp, telegram, instagram, tiktok, dan podcast telah menjadi trend yang sangat diminati. Ke depannya, trend ini diprediksi akan terus berkembang dan meningkat walau situasi pandemi Covid19 telah berakhir. Oleh karena itu, sudah seharusnya para pengajar mulai menambah variasi metode pembelajaran berupa video pembelajaran menarik yang dapat diakses dari youtube. Diharapkan video pembelajaran yang dapat diakses dari platform youtube tersebut mampu meningkatkan pemahaman siswa/mahasiswa dalam memahami materi yang sedang dipelajari, tidak membutuhkan banyak kuota internet, dan dapat diakses kapan pun tanpa harus menyimpan file video tersebut di bagian penyimpanan dari smartphone dan laptop yang digunakan.
Departemen Budidaya Pertanian sebagai instansi yang terus melakukan pengembangan kualitas pelayanan, turut mengikuti trend belajar-mengajar dengan video pembelajaran. Salah satu mata kuliah terpilih untuk dibuatkan video pembelajarannya ialah Genetika Pertanian. Mata kuliah tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa materi-materi yang dipelajari di dalamnya cukup sulit untuk dipahami oleh mahasiswa melalui kegiatan belajar-mengajar biasa. Pertimbangan lainnya ialah produksi video pembelajaran tersebut sejalan dengan Rancangan Aktualisasi salah satu dosen CPNS di Departemen Budidaya Pertanian yang sedang melakukan program prajabatan/latsar. Berangkat dari latar belakang yang sama, Rancangan Aktualisasi berupa video pembelajaran tersebut mengangkat mata kuliah Genetika Pertanian dengan pertimbangan kesesuaian bidang ilmu dosen CPNS yang bersangkutan. Hal ini penting, mengingat kegiatan yang menjadi Rancangan Aktualisasi CPNS harus sesuai dengan bidang keahlian peserta latsar. Dengan adanya video pembelajaran mata kuliah Genetika Pertanian, diharapkan penjelasan dosen di kelas virtual akan terbantu untuk mudah dipahami oleh mahasiswa setelah menyaksikan video pembelajaran yang telah disediakan.
Rangkaian pembuatan video pembelajaran mata kuliah Genetika Pertanian diawali dari kegiatan Focus Group Discussion (FGD) antara dosen CPNS yang akan memproduksi video dengan Ketua Departemen Budidaya Pertanian, Ketua Program Studi Agronomi, dan semua dosen tim pengajar mata kuliah Genetika Pertanian untuk penyamaan persepsi terkait materi terpilih yang akan dibuatkan video pembelajarannya. Selanjutnya dilakukan kegiatan uji coba video tersebut terhadap beberapa perwakilan mahasiswa terkait kualitas isi video yang diharapkan dapat dengan mudah dipahami oleh mahasiswa. Sebagai indikator keberhasilan video pembelajaran tersebut ialah peningkatan skor asesmen mahasiswa melalui platform quizizz pada saat sebelum dan sesudah menyaksikan video. Selain itu, kegiatan uji coba video juga merupakan wadah diskusi dalam memberikan saran dan kritik terhadap kualitas video guna perbaikan ke depannya. Akhirnya, setelah dilakukan perbaikan, maka video pembelajaran diupload di platform MOOC UGM yaitu e-Learning: Open for Knowledge Sharing (eLOK) untuk memudahkan mahasiswa UGM mengaksesnya. Lebih lanjut, video pembelajaran juga diupload di platform youtube agar dapat diakses oleh mahasiswa non UGM maupun masyarakat umum yang membutuhkannya. Untuk eLOK, video pembelajaran mata kuliah Genetika Pertanian dapat diakses pada kursus yang berjudul “Genetika Pertanian”. Dan untuk platform youtube, dapat diakses pada link: 1) https://www.youtube.com/watch?v=J0UyzmqKYXM dan 2) https://www.youtube.com/watch?v=5MgrXhM8n1g.
Dokumentasi kegiatan uji coba video pembelajaran (28 Juli 2021)
Penulis: Elly Syafriani
Dosen Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, UGM