Tujuh klon teh baru hasil penelitian tim Fakultas Pertanian UGM telah dilepas dan dikomersialkan. Ketujuh seri teh klon PGL (Pagilaran) itu ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 26, 27, 28, 49, 50, 51 dan 52 /Kpts/KB.010/3/2020.
Menurut anggota tim pelepasan varietas teh seri PGL, Dr. Rudi Hari Murti, SP., MP., ketujuh klon tersebut mempunyai potensi daya hasil teh kering di atas 3,5 ton/ha/tahun, jauh lebih tinggi dari varietas TRI 2025 dan PS I. Keunggulan lain, klon-klon baru itu memiliki kandungan polifenol tinggi, aktivitas antioksidan sangat kuat, dan kadar kafein 3,07 – 4,02%. “Selain itu, ada dua klon teh yang mempunyai keunggulan aroma sangat wangi. Dua klon yang sangat wangi ini dapat dikembangkan menjadi teh yang spesial,”ujar Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Faperta UGM itu.
Penelitian untuk menghasilkan klon-klon unggul itu sudah dilakukan sejak tahun 1990-an, hasil Kerjasama antara UGM dengan PT Pagilaran. Pada tahap awal terdapat 15 calon klon unggul baru. Lalu dilakukan seleksi untuk memilih jenis teh yang menjanjikan dari sisi produksi, kualitas, dan ketahanan hama utama untuk dilepas menjadi varietas unggul. Pelepasan varietas ini melalui tahapan pemeriksaan substansi, kunjungan lapangan oleh anggota tim penilai dan sidang pelepasan varietas.
Pengajuan pelepasan varietas ini dilakukan oleh Dr. Jamhari, SP., MP., selaku Dekan Fakultas Pertanian UGM. “Ketujuh varietas yang sudah dilepas ini dapat diperbanyak dan dikomersialkan oleh PT Pagilaran sebagai bahan tanam untuk memproduksi teh hitam, teh hijau atau teh putih sesuai dengan permintaan pasar teh,” ujarnya. (KRS)