Kopi merupakan salah satu tanaman perkebunan yang dikembangkan sejak penjajahan Belanda. Tanaman ini telah menjadi komoditas yang diperhitungkan dalam penguatan devisa negara. Produksi kopi Indonesia telah menempati posisi ke-3 dunia dibawah Brazil dan Vietnam. Kopi yang berkembang di Indonesia terdiri atas kopi arabika, robusta dan liberika. Kopi yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah kopi arabika dan robusta. Pasar utama ekspor produk kopi asal Indonesia adalah Jepang, Korea Selatan, dan Arab Saudi. Salah satu alternatif pilihan untuk meningkatkan potensi produksi kopi dalam rangka memenuhi permintaan pasar adalah intensifikasi lahan-lahan marginal yang berpotensi untuk pengembangan kopi arabika dan robusta. Lereng gunung merapi dan pegunungan seribu, D.I. Yogyakarta merupakan daerah yang potensial untuk pengembangan kopi arabika dan robusta.
Kegiatan ini bersifat jangka panjang dan bertahap yang sesuai dengan prinsip Tri Dharma UGM yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan tahun pertama sebagai fondasi dasar untuk kegiatan tahun-tahun berikutnya, sehingga dalam jangka panjang selain meningkatkan pendapatan petani, kebun kopi yang sudah di setting dapat dijadikan sebagai kebun pendidikan dan penelitian unggulan Fakultas Pertanian, UGM. Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, UGM melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di lereng Merapi yaitu Dusun Kalitengah Kidul, Desa Kepuharjo, Kec. Cangkringan, Kab. Sleman dan di Gunung Gambar, Pegunungaan Seribu, Kec. Ngawen, Kab. Gunung Kidul, D.I. Yogyakarta. Kegiatan pengabdian ini di ketuai oleh Ir. Supriyanta, M.P. yang beranggotakan Dr. Agr. Panjisakti Basunanda, M.P., Dr. Rudi Hari Murti, M.P. dan Rizky Pasthika Kirana, S.P., M.P.
Pada tahun 2018 ini kegiatan pengabdian difokuskan pada penyediaan benih kopi unggul arabika dan robusta berdaya hasil tinggi dan pendampingan manajemen budidaya di tingkat petani. Petani di kedua lokasi pengabdian sangat antusias dalam menyambut kegiatan ini. Hal ini terbukti dari peran serta masyarakat saat kegiatan penyiapan demplot dan penanaman kopi. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat mendukung kegiatan pariwisata di kedua lokasi yaitu wisata klangon (Cangkringan) dan Gunung Gambar (Ngawen) yang nantinya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar sekaligus sebagai konservasi produktif.